Sabtu, 22 November 2008

Mahasiswa Hoby Tawuran...

. Sabtu, 22 November 2008
10 comments


Akhir-akhir ini sering kita dengar Mahasiswa bentrok dengan Mahasiswa lain, mahasiswa bentrok dengan Polisi,.... dan lain-lain. Rata-rata penyebab bentrokan atau bisa disebut tawuran sangat sepele, tapi mereka (mahasiswa) tidak bisa mengendalikan emosi. Tak jarang berakibat sangat fatal bagi yang terlibat langsung juga bagi masyarakat sekitar yang ikut dirugikan. Bahkan sampe ada korban jiwa hanya karena bentrokan yang kurang jelas apa penyebabnya.

Makassar
Ada beberapa kejadian bentrok Mahasiswa terjadi di Makassar lagi Makassar lagi. Ada apa dengan Mahasiswa Makassar?
katanya Mahasiswa... orang yang disebut-sebut mewakili kelompok intelektual di negeri ini. Mau kemana arah negeri kita tercinta ini kalau kaum inteleknya suka tidak pake otak dan lebih mementingkan otot? coba dipikirkan apa untungnya melakukan ini semua?

Tak hanya mahasiswa, masih di Makassar, para pengantar jenazah juga menyerang Mahasiswa dan bertindak anarkis dengan merusak kampus, kendaraan, menyerang sampai ke dalam kampus.
ada apa dengan orang Makassar?
Mahasiswanya aja kaya gitu, apalagi yang bukan mahasiswa (kalimat pembenaran pelaku).

Memang ini terjadi juga di tempat lain, tapi Makassar menduduki peringkat tertinggi dalam urusan bentrok, tawuran, anarki, dll.

Berita ini selain seluruh Indonesia menyaksikan, sampai juga ke Luar Negeri. Orang akan berfikir lagi untuk datang berkunjung di Indonesia karena dipikir Indonesia tidak kondusif.

Bagaimana kita seharusnya menyikapi fenomena ini?
kasih pendapat yuks.........

Read More »»

Rabu, 12 November 2008

Going to Malinau

. Rabu, 12 November 2008
33 comments


Apa yang ada di benak anda mendengar kata malinau? Atau... mungkin banyak yang belum mengenal Kota Malinau ya ... :) sama dengan Aku, biasanya aku cuma bisa melihat kota ini di peta/atlas. OK deh aku jelasin aja ya... bagi yang sudah tahu mohon maaf kalo salah...

Malinau adalah kota kecil di Kalimantan Timur, di ujung utara Kaltim yang wilayahnya berbatasan langsung dengan Malaysia. Sedangkan Kota Malinau sendiri agak ke selatan dan tidah persis dekat garis batas negara. Malinau sebagai Ibukota kabupaten malinau baru berdiri 9 tahun. Masih sangat muda untuk ukuran kota. Tapi pemerintah dan masyarakat bersama-sama bertekat untuk memajukan kota Malinau.

Untuk mengetahui sejarah Malinau bisa dilihat di sini : WIKIPEDIA-MALINAU

Bagaimana Pergi ke Malinau?
Jakarta-Balikpapan-Tarakan-Malinau
Jakarta sampai Tarakan bisa ditempuh dengan Pesawat atau Kapal laut. Pesawat yang ke Tarakan hanya ada dua yaitu Mandala Airlines dan Sriwijaya Air. Untuk Kapal Laut ada beberapa tinggal pilih. (belum punya pengalaman naik kapal laut ke sana hehehe ...).
Waktu itu aku naik "Mandala" dari Jakarta ke Tarakan. Ternyata pesawat transit dulu di Balikpapan dan dilanjutkan ke Tarakan. Jakarta-Balikpapan ditempuh kira2 1 jam 50 menit. Tapi aku itung-itung sendiri kurang lebih 2 jam-an. Transit kira-kira 30 menit - 1 jam, pesawat lanjut ke Tarakan yang ditempuh hanya 40 menit-an.

Pesawat yang aku tumpangi terlihat baru, bersih, dan canggih. Tempat duduknya lebih lapang (tidak mentok kaki), semua kontrol seperti lampu kabin, monitor air, pintu dll sudah computerize dan touch screen. Aku kurang tau buatan tahun berapa... dengar2 sih baru datang September kemaren... enak banget tu pesawat...
yang aku tau jenisnya Airbus A-319.
Udah ah promosinya.... sekarang "kembali ke.... topix" (kembali ke laptop-nya tukul udah tidak boleh tayang sih...).

Naik Pesawat Kecil (single engine)
Akhirnya Pesawat Mandala A-319 mendarat sangat mulus di Bandara "Juwata" Tarakan. oh ya Tarakan adalah kota Pulau di utara Kaltim. Dari Tarakan ke Malinau bisa ditempuh dengan Speed Boat atau Pesawat kecil (pesawat perintis). Speed Boat dari Tarakan ditempuh kurang lebih 3 jam menyusuri sungai Sesayap menuju Malinau. Kalau naik pesawat bisa ditempuh dengan waktu cuma 25 menit. Kali ini aku naik pesawat kecil dengan kapasitas 12 penumpang. Aku cukup antusias karena baru kali ini merasakan naik pesawat kecil bermesin tunggal (satu baling-baling di depan). Sebelumnya semua penumpang ditimbang bersama barang bawaannya.

Pesawat di awaki dua orang "bule" yang sangat friendly dengan captain Harry (nama co-pilotnya lupa) Seperti biasa sesuai standar penerbangan sipil internasional kami disapa dan dikasih petunjuk oleh pilot dengan bahasa Indonesia yang lumayan lancar. (tidak seperti Cinta Laura ya... udah 13 tahun di Indonesia tapi kok bahasa Indonesianya begitu... tau kan.... o ya kan setengan bule... hehehe) padahal Pilot itu belum setahun di Indonesia, menurut pengakuannya capt. Harry blasteran juga... setengah Inggris setengah Belanda... wah lebih bule dong...dari Cinta.


Dengan sedikit berdebar-debar menunggu moment terbang dengan pesawat ini, pesawat take-off dengan sukses dari bandara Juwata. Wow... keren banget dengan terbang tidak terlalu tinggi kami bisa melihat pemandangan yang luar biasa. Menyusuri muara, sungai yang lebar-lebar dan hutan-hutan yang sangat lebat tampak indah dari pesawat.


Sementara kami menikmati pemandangan yang luar biasa dari pesawat, ada beberapa teman yang tampak pucat pasi (halo martin... :) )dan ada yang menjerit-jerit (salah satu temen cewek) melihat pilot melepas kemudi pesawat. Padahal dengan "Fly by Wire" pesawat dilengkapi auto pilot yang cukup aman. Memang dengan pesawat ringan seperti ini goncangan lebih terasa dibanding dengan pesawat besar. Tiap melewati awan terasa pesawat bergoncang-goncang seperti naik mobil di jalan bergelombang. tapi buatku ... cukup seru...

Tak terasa pesawat akhirnya mendarat mulus di Bandara RA Bessing Malinau. Angkat topi buat kedua Pilot, Great Job kawan...

Bandara RA Bessing Malinau sangat kecil. Terlihat hanya ada satu bangunan seperti rumah 7x6 meter yang digunakan untuk tiketing dan ruang tunggu penumpang. dan ada satu tower untuk kru darat. Dengan Panjang Landasan 1.10 km
Jenis Pesawat yang Bisa Mendarat: ATR 42 atau yang berkapasitas 42 orang (Trigana/Kalstar)

Kota Malinau sangat berpotensi untuk maju. Bisa dilihat untuk kota yang baru berdiri selama 9 tahun terlihat sedang giat-giatnya membangun. jalan-jalan raya yang lebar, Gedung-gedung pemerintahan yang cukup megah menghiasi kota pedalaman ini.

Dengan luas sekitar 30 persen dari Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), jumlah penduduk masih terhitung minim dan tak tersebar merata. Kepadatan penduduk rata-rata tak lebih dari satu jiwa per kilometer persegi. Maklum, hampir 99 persen wilayahnya berupa hutan.

Dari rimba yang sebagian besar berstatus hutan produksi, berbagai hasil hutan dihasilkan. Mulai dari hasil hutan non-kayu seperti madu, damar, sarang burung walet di gua di dalam hutan yang pemasarannya berskala lokal, hingga komoditas unggulan berupa gaharu dan kayu bulat yang laku dijual ke luar Kalimantan. Gaharu biasanya diproses terlebih dahulu di Pulau Jawa sebelum diekspor ke luar negeri. Demikian pula kayu. Gelondongan kayu itu biasanya dikapalkan ke Pulau Jawa untuk diolah lebih lanjut melalui pelabuhan di daerah tetangga, Kota Tarakan.

Sektor kehutanan yang menjadi mata pencaharian sekitar tiga persen penduduk menyumbang lebih dari separuh nilai total perekonomian kabupaten yang berbatasan langsung dengan Malaysia, tepatnya 67,8 persen di tahun 2002.

Selain kekayaan alam berupa hutan, bumi Malinau juga menyimpan berbagai kandungan bahan tambang yang bernilai tinggi : salah satunya adalah Batubara. Bahan tambang yang dieksploitasi di Long Loreh, Kecamatan Malinau Selatan, ini dikenal berkualitas tinggi. Dengan kandungan 7.200 kalori (rata-rata batu bara yang dijual memiliki kandungan 6.000 kalori), batu bara di daerah ini mampu menghasilkan panas lebih cepat karena kandungan sulfur lebih sedikit.

Di sektor Perkebunan, Malinau juga menyimpan banyak potensi. Kakao dan Kopi sangat berpotensi diolah. Sekitar 2.500 hektar kebun kakao dan 1.200 hektar kebun kopi menghasilkan 645 ton biji kakao dan 518 ton kopi. Dengan dukungan prasarana, pemasaran hasil perkebunan jauh lebih baik dibanding saat ini. Demikian pula potensi pariwisata. Selama ini, berbagai obyek wisata jauh dari pusat kota dan sulit dicapai.


Tanggal 4-12 November 2008 ini Malinau ada hajat besar yaitu Hari Ulang Tahun dan Irau ke-9 Kota malinau. Banyak Artis Ibukota yang diundang meramaikan acara ini. sebut saja nama-nama: Luna Maya, Ira Swara, Dyastari, Preti, Jojon, dll ikut meramaikan pembukaan tanggal 4 November. Belum lagi penutupan tanggal 12 November kabarnya dihibur juga oleh Dewi Persik dan kawan-kawan. Sayang aku sudah di Jakarta jadi tidak bisa menceritakan meriahnya penutupan HUT dan Irau Malinau ini.

Siang harinya pesta adat dayak sangat meriah dengan menampilkan berbagai tarian adat, demonstrasi perang ala adat setempat, pemecahan rekor MURI untuk kuliner, dll.
Dengan antusias aku merekam semua kegiatan adat itu dengan kamera video dan sedikit dengan kamera foto. Maklum aku bukan orang kalimantan sehingga belum pernah menyaksikan yang seperti ini, sayang kalo aku lewatkan. Ada perasaan bangga dengan kekayaan budaya negeriku, Indonesia.


Land of Head Hunter
Satu yang sangat menarik perhatianku, yaitu demo Perang ala Dayak. Disitu dibagi ada dua kelompok yang memperagakan perang. masing-masing membentuk barisan dengan satu pemimpin didepan dan diikuti para prajurit perang dibelakangnya semakin melebar. Dengan bersejatakan tombak atau mandau di tangan kanan dan perisai di tangan kiri para prajurit perang dayak saling mendekati dengan gerakan-gerakan khasnya. Dan akhirnya kedua kubu bertemu dan terjadilah peperangan terbuka yang dalam penggambarannya dimenangkan oleh salah satu kubu ditandai dengan dipenggalnya semua kepala musuh yang kalah. Ini memang menjadi adat suku dayak dalam berperang yaitu dengan memenggal kepala musuhnya. Dengan membawa kepala musuh, mereka melakukan ritual yaitu menggantungkan kepala-kepala itu di suatu tugu dan dengan bahasanya yang tidak kumengerti mereka semacam memaki-maki kepala itu. Tak heran Kalimantan dikenal juga oleh orang-orang luar sebagai "land of head hunters" atau "tanah para pemburu kepala".
Setelah itu digambarkan mereka menari bersama yang berarti meskipun dulu mereka berperang satu sama lain, sekarang mereka bersatu.



Tak kalah menariknya diperagakan oleh kaum hawa yang menari-nari khas masing-masing suku. Di Malinau ada beberapa suku antara lain: Dayak Lundayeh, Dayak Kenyah, Dayak Tidung, Dayak Burusu, dan Dayak tagal. Masing-masing mempunyai kekhasan sendiri.

Luar biasa keaneka ragaman budaya Indonesia. Itu baru di Kabupaten Malinau bagian kecil Kalimantan Timur. Bayangkan ada berapa suku di Indonesia Raya ini. Aku bersyukur menjadi bangsa Indonesia yang sangat kaya dalam keragaman, bahkan karena kayanya negara kita ada negara tetangga yang mau mengambil sebagian tanah dan budaya kita yang luhur dengan berbagai cara.

Untuk Pemerintah pusat, perhatikan daerah-daerah seperti ini khususnya daerah perbatasan. Buat daerah lebih maju dan berkembang dengan mengandalkan keunggulan komparatif masing-masing daerah. Maju terus Indonesia!!!

Read More »»

Minggu, 09 November 2008

Maless

. Minggu, 09 November 2008
7 comments

mmmhhh... lagi kena penyakit males nulis... padahal di otak banyak mo ditulis... tp... kenapa ya kok mau memulai lagi nulis beraaaat banget... kasih saran doong...


Read More »»
 
Indahnya Alam Negeriku is proudly powered by Blogger.com | Template by o-om.com|modified by masoro